UPAYA MENINGKATKAN HASIL MONEV TA. 2022/2023, FTIK GELAR RAKOR PERSIAPAN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TA. 2023/2024

FTIK IAIN Pontianak menyelenggarakan Rapat Persiapan Perkuliahan Semester Ganjil TA. 2023/2024, Rabu (30/08/2023) di Aula Gedung Saifuddin Zuhri Lantai 509. Wakil Rektor I, Dr. Ali Hasmy, M.Si membuka secara resmi kegiatan tersebut. Acara ini dihadiri oleh Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag, Wakil Dekan I, Eka Hendry AR, M.Si., M.Pd, Wakil Dekan II, Helva Zurayah, M.Ag, Wakil Dekan III, Dr. Sahrani, M.Pd, Ketua UPM FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd, Kabag TU FTIK, H. Tommy Hardiansyah, MM, segenap dosen di lingkungan FTIK.

Sebagai pembuka, Koordinator Pusat Penjaminan Mutu FTIK, Vidya Setyaningrum, M.Pd menyampaikan laporan monitoring dan evaluasi pembelajaran semester genap tahun ajaran 2022/2023. Menurutnya, banyak catatan dan evaluasi berdasarkan hasil monev tersebut. Responden yang berpartisipasi dalam monev ini berjumlah 1277 yang terdiri 449 Mahasiswa PAI, 124 Mahasiswa PBA, 453 Mahasiswa PGMI, 109 Mahasiswa PIAUD, 80 Mahasiswa TBI, 62 Mahasiswa TM. Dari hasil monev tersebut diperoleh data mengenai RPS yang terkumpul selama pembelajaran semester genap tersebut, presentase paling tinggi diperoleh Prodi PAI dengan 89%, sedangkan yang terendah yaitu Prodi TBI dengan 37%. Kemudian IPK Rata-Rata Januari-Mei paling tinggi diperoleh Prodi PGMI dan PIAUD dengan 3.71. Berikutnya, jumlah soal terkumpul dan ragam bentuk evaluasi pembelajaran, presentase paling tinggi yaitu Prodi PGMI sebesar 92% dan terendah yaitu Prodi PIAUD 52%. Sementara kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran rata-rata seluruh prodi di atas angka 3.

Vidya berharap angka ini dapat meningkat pada pembelajaran semester ganjil tahun ajaran 2023/2024. Sebagai bentuk perbaikan di semester ini, ia menekankan perangkat pembelajaran berupa RPS, bahan ajar, soal-soal dapat dikumpulkan 2 minggu saat perkuliahan berlangsung. Lalu menanggapi kurikulum MBKM yang sudah dicanangkan secara nasional, ia berharap FTIK IAIN Pontianak dapat memulainya dengan kepatuhan secara administratif berupa RPS dan perangkat pembelajaran lainnya yang terdigitalisasi dan dapat diakses secara terbuka oleh setiap orang.

Wakil Dekan I FTIK, Eka Hendry mengucapkan terima kasih kepada UPM yang telah melakukan monev dan melaporkannya pada kesempatan baik ini. “Kita ingin ada perbaikan karena FTIK merupakan fakultas paling tua yang menjadi contoh bagi fakultas lainnya,” terangnya.

Ia menghimbau kepada setiap prodi untuk mengingatkan dosen agar tepat waktu dalam pengumpulan perangkat pembelajaran, pengisian siakad, dan evaluasi.  “Terakhir saya mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu pimpinan, para staf yang telah membantu prodi dan fakultas dalam menyelenggarakan sistem perkuliahan dan urusan lainnya di FTIK,” ujarnya.

Dekan FTIK, Dr. H. Hermansyah, M.Ag mengungkapkan bahwa apa yang sudah disampaikan oleh UPM tadi merupakan rapot kita bersama. “Seyogyanya kita harus memiliki rapot pribadi agar kita tahu keadaan dan penilaian kita sendiri. Semoga nanti akan ada reward bagi dosen yang memiliki rapot baik dan berprestasi. Tidak hanya dosen, tapi juga mahasiswa,” ucapnya.

Ia juga mengajak kepada setiap dosen dan mahasiswa untuk mulai menerapkan kurikulum merdeka dalam melakukan proses pembelajaran. Walaupun belum sepenuhnya dilakukan 100 persen.  “Mudah-mudahan kita bisa memperbaiki apa yang sudah kita raih,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Rektor I Bidang APL yang juga membuka secara resmi kegiatan tersebut, Dr. Ali Hasmy, M.Si mengapresiasi atas pencapaian yang telah diraih oleh beberapa Dosen FTIK. Setidaknya ada 4 prodi di FTIK yang Sintanya  lebih baik antara lain, Prodi PAI, PBA, PIAUD, dan Tadris Matematika. “Walaupun dengan kesibukan dan keterbatasan, bersyukur bapak ibu masih bisa mempublish artikelnya di Scholar maupun Sinta,” ungkapnya.

 

Menurutnya, target Rektor IAIN Pontianak di akhir masa jabatannya yaitu beralihstatus menjadi UIN. Kita masih bermasalah dengan tanah, karena saat ini tanah yang tersedia masih belum memenuhi syarat yang diminta. Kemudian ketersediaan prodi unggul di institut sebanyak 2 prodi. Nyatanya saat ini hanya 1 prodi yang Unggul, masih menyisakan 1 prodi lagi untuk memenuhi syarat itu. “Maka ketersediaan data seperti yang dipaparkan oleh UPM tadi menjadi penting karena dapat mengevaluasi sekaligus monitoring prodi yang berpotensi memeroleh akreditasi unggul,” pungkasnya.

 

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *