SUASANA HARU DAN DUKA SELIMUTI TAHLILAN ONLINE (ALMH) Dra. Hj. RUSNILA HAMID, M.Si

Pontianak (ftik.iainptk.ac.id) – Suasana haru dan duka terlihat dari sebagian besar Sivitas Akademika FTIK IAIN Pontianak yang menyelenggarakan acara tahlilan online meninggalnya (Almarhumah) Dra. Hj. Rusnila Hamid, M.Si, salah satu Dosen FTIK IAIN Pontianak, Selasa (01/03) melalui aplikasi Zoom Meeting. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum, Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. H. Dwi Surya Atmaja, MA, Wakil Dekan I FTIK, H. Yapandi Ramli, M.Pd, Wakil Dekan II FTIK, Dr. Sahrani, M.Pd, Wakil Dekan III FTIK, Drs. Mansur, M.Pd. Acara Tahlilan dipimpin oleh Drs. H. Dulhadi, M.Pd dan Tausyiah oleh Drs. H. A Munir Hamid, MM. Momen tersebut juga dihadiri oleh dosen, pegawai, keluarga, dan sahabat (Almarhumah) Dra. Hj. Rusnila Hamid, M.Si.

Dalam sambutannya, Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. H. Dwi Surya Atmaja, MA mengungkapkan sangat berat memberikan sambutan dalam kesempatan ini karena almarhumah merupakan kawan seangkatan saat PNS. “Saya sangat shock mendengar kabar meninggalnya almarhumah. Banyak sekali kenangan, apalagi saat almarhumah menjadi kajur PAI, dengan gaya ummi (almarhumah) yang khas dengan karakternya yang selalu mampu menyederhanakan segala persoalan,” katanya lirih.
“Hari-hari ini saya banyak mengenang kembali kenangan bagaimana luar biasanya ummi menghadapi segala persoalan, bagaimana luar biasanya almarhumah membantu orang. Banyak sekali orang lain yang tidak mampu menghadapi persoalan tersebut, tapi dengan gaya khas dan keunikannya, ummi (almarhumah) mampu. Saya harus banyak belajar dari ketegaran, ketabahan, dan kemampuannya dalam menghadapi masalah. Pelajaran yang luar biasa. Saya hanya bisa berdoa semoga semua amal baik almarhumah memeroleh balasan yang dilipatgandakan Allah SWT,” ujarnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Dr. Firdaus Achmad, M.Hum menerangkan, kepergian almarhumah memberikan jejak yang tidak mungkin dilupakan oleh semua Sivitas Akademika IAIN Pontianak. “Saya himbau kepada kawan-kawan saat ini yang sedang studi, contohlah apa yang sudah dilakukan oleh almarhumah. Bagaimana almarhumah sedemikian kekehnya menyelesaikan studi. Saya tidak bisa bantu apa-apa. Bahkan pada detik-detik terakhir beliau mau ujian proposal, masih sempat beliau wa minta doakan. Dan itupun saya slow respon menjawabnya. Makanya saya merasa ada hutang yang besar pada almarhumah, saya mohon kepada wana dan wani, maafkan saya karena belum bisa menunaikan janji kepada almarhumah,” terangnya.

Dalam Tausyiahnya, Drs, H. A Munir Hamid, MM mengungkapkan jika setiap ujian dan cobaan itu merupakan peringatan dari Allah SWT, termasuk yang dialami oleh (almarhumah) Dra. Hj. Rusnila Hamid, M.Si. Ia mengibaratkan saat kita memberikan ujian kepada siswa atau mahasiswa ada dua variabel yang menjadi penting yaitu soal dan limit waktu yang ditentukan. Dalam prosesnya ada orang yang siap melaksanakan ujian, sebaliknya juga ada yang tidak siap. Bagi yang tidak siap dia akan menyikut kawannya yang mengerjakan soal, contek sana, contek sini, atau bahkan hanya terdiam dan tidak mengerjakan apa-apa. “Dalam kehidupan juga begitu, saat ini kita sedang menghadapai ujian Allah. Tapi bedanya kita tidak tahu kapan waktu penyelesaian ujian tersebut. Oleh karena itu selesaikan ujian ini dengan baik. Karena kita tidak tahu kapan kita dipanggil Allah,” pungkasnya.

Penulis: Septian Utut Sugiatno, M.Pd

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *