Lombok, NTB – Dosen PIAUD FTIK IAIN Pontianak, Nur Hamzah, M.Pd menjadi salah satu Presenter AICIS ke-21 kategori open panel di UIN Mataram, Lombok, NTB, Jumat (21/10). Nur Hamzah, M.Pd terpilih setelah bersaing sedikitnya dengan seribu lebih penulis lain di seluruh tanah air. Bersama Nur Hamzah, M.Pd terdapat 4 panelis lainnya yaitu: Fitriyatul Qonariyah (IAIN Madura), Abdul Rahman (UIN Wali Songo Semarang), Suci Wulandari (STAI Darul Kamal Mataram), dan Rusmulyadi (UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
Pada AICIS ke-21 ini Nur Hamzah mengangkat tema, Penggunaan New Media Oleh Muslim Kota yang Kemudian Melahirkan Tradisi Keberagamaan Baru. Dari hasil risetnya, ia mengungkapkan bahwa para muslim di perkotaan, kehidupannya sudah sangat embodied dengan dunia digital, alhasil banyak transformasi dalam tindakan manusia baik sebagai makhluk individual, sosial termasuk makhluk spriritual. Dalam wilayah tindakan agama, banyak kita lihat seseorang mendisplay kegiatan atau praktik keberagamaannya ke media sosial seperti FB, IG dan Youtube. Hal itu disebabkan karena muslim modern menginginkan agama muncul di ruang publik, baik melalui symbol-simbol, struktur masyarakat atau negara, ternasuk media audio visual melalui media sosial.
Banyak kita melihat hari ini para da’i melakukan siaran live pengajiannya melalui akun Youtube atau IG, kemudian sering kita menonton kegiatan setoran hafalan quran melalui aplikasi zoom meeting atau google meet, dan tak kalah muslim kota menshare kegiatan sedekah, taklim agama, kegiatan umroh dan lain-lain ke akun yang mereka miliki baik dalam bentuk foto atau video dan termasuk mereka belajar tentang atau masalah agama melalui channel-channel media yang ada di internet. Masih banyak fakta lain yang menggambarkan bahwa muslim modern kota telah melakukan migrasi tindakan keagamaan mereka dari offline ke online.
Lebih lanjut Hamzah mengatakan bahwa fakta ini dapat dimaknai sebagai: praktik sinkretik muslim modern. Hamzah ingin mengatakan bahwa ia adalah individu modern masih kuat akan identitas sebagai muslim. Makna lainnya bahwa penggunaan media baru sebagai ikhtiar dalam melakukan islamisasi terhadap dunia digital yanag hari ini merupakan sebuah keniscayaan. Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan dialog dengan peserta yang berasal dari unsur dosen dan mahasiswa.