Ikuti PBM 2020, Mahasiswa: “Saya merasa terharu dan bangga”

Kubu Raya (ftik.iainptk.ac.id) – Pekan Bakti Mahasiswa (PBM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak resmi dibuka oleh Rektor IAIN Pontianak, Dr. Syarif, MA, pada Kamis, 13 Februari 2020 di Gedung Olahraga IAIN Pontianak. Pembukaan yang dihadiri lebih dari 1000 mahasiswa peserta PBM 2020 ini berlangsung lancar dan aman. Mahasiswa sangat antusias mengikuti PBM ini untuk mengabdi pada masyarakat di Kuala Mandor B. Pembukaan PBM 2020 ini juga dihadiri pejabat – pejabat kampus lainnya sekaligus pembekalan mahasiswa untuk hari keberangkatan PBM ke daerah masing – masing.

Dilanjutkan pada hari Sabtu, 15 Februari 2020. Mahasiswa yang telah siap berangkat, menunggu kedatangan motor air atau klotok di 2 dermaga. Sebagian mahasiswa menunggu di Dermaga Kapuas Besar dan sebagian lagi menunggu di Dermaga Kuala Ambawang. Perjalanan ini ditempuh kurang lebih 1 jam 30 menit dari Dermaga Kuala Ambawang.

Salah satu mahasiswa IAIN Pontianak, Nurrahmi Widya Lestari, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam, ditempatkan di Desa Kubu Padi Parit Bakti. Ia mengatakan “Sebelum mengikuti kegiatan PBM, saya berpikir akan melakukan kegiatan yang harus benar – benar turun langsung ke masyarakat. Ketika PBM, yang saya rasakan adalah terharu dan bangga. Karena tahu akan kehidupan masyarakat yang tinggal di kampung dan membuat saya selalu bersabar dan ikhlas dalam menjalankan suatu keadaan yang sangat cukup dalam kekurangan fasilitas dan lain sebagainya. Kesan saya pada PBM ini adalah lebih mandiri, sabar dan bersyukur dengan keadaan yang sederhana tetapi bisa menumbuhkan suatu kebahagiaan tersediri pada masyarakatna. Pesan saya adalah tetap bersyukur dan tetap ingat untuk senantiasa menjadi mahasiswa yang akan selalu siap untuk membantu dan mengabdi pada masyarakat, karena mereka sangatlah membutuhkan kita.”

PBM bukan hanya menginap selama seminggu. Berbagai macam kegiatan yang positif mengisi hari – hari disana. Aktivitas seperti mengajar SD, PAUD, dan SMK, sosialisasi bersama warga, membantu warga menoreh pohon karet dan memanen di ladang, mengadakan lomba untuk anak – anak SD dan PAUD, dan masih banyak lagi kegiatan yang menyibukkan peserta sekaligus menghibur. Hari – hari yang dilalui selama PBM ini memang sangat berarti bagi para peserta sebagai mahasiswa baru. Tak mudah rasanya meninggalkan mereka. Tangisan yang keluar dari mata mereka membuat para mahasiswa berat untuk meninggalkan kampung itu. Kuala Mandor B terasa seperti rumah sendiri. Rumah pengabdian bagi peserta sebagai mahasiswa.

 

 

Penulis: Wulan Widyanti Asih

Editor: Farninda Aditya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *