IAIN PONTIANAK-TEFLIN Sukses Adakan Seminar Virtual Internasional Sesi 2

Pontianak (ftik.iainptk.ac.id) – The Association for the Teaching of English Language in Indonesia (TEFLIN) Kalimantan Barat dan IAIN Pontianak melalui Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Tadris Bahasa Inggris sukses mengadakan seminar virtual internasional sesi ke dua pada Jum’at (25/09). Terpantau paling tidak sekitar 224 orang masuk sebagai peserta seminar melalui aplikasi Zoom dan 76 peserta yang mengikuti secara streaming melalui akun Youtube See_U Project.

Dengan dipandu oleh Nanik Sobikhah, M. Pd sebagai moderator, kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan yang diagendakan selama tiga hari ini mengusung tema “The Direction of Language Teaching During and Post Pandemic: Contributions to Research and Pedagogy”.

Seminar virtual internasional kali ini menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri. Tampil sebagai pembicara pertama Uray Salam, Ph. D dari Universitas Tanjungpura menjelaskan perkembangan penelitian yang sedang dilakukannya terkait dengan berbagai macam permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Bahasa Inggris secara online. Dengan tajuk Locked-Down By Corona, The Students’ Learning Through Whatsapp, ia memaparkan beberapa hasil pengamatannya tentang menggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. “Claims of benefit, advocacy, a marked lack of evidance-based research perspactives. Many articels that have appeared in research journals, cnference proceedings, and book chapters are provocative and promotional,” tuturnya.

Menanggapi pertanyaan dari peserta seminar tentang kendala kelistrikan dan akses sinyal internet yang dimiliki oleh peserta didik, ia menuturkan “That’s why I always ask the student before they enter the session, I ask them to tell me their location. If I know that they have difficulties in a connection, I have spesial treatment to them. I do not give them a very stric deadline thing. I give them flexible time like for the attendance.”

Pembicara kedua Assoc. Prof. Pratya Binmadnee, Ph. D dari Departement of English, Faculty of Liberal Arts and Sosia Sciences Fatoni University Pattani Thailand menekankan pentingnya pembelajaran bahasa Inggris yang diintergrasikan dengan budaya lokal. Hal ini dilakukan guna mencipatakan efektifitas dalam pembelajaran.

By highlighting the concept of local integration, it could strengthen learners’ mind because they learn and understand wholeheartedly their own cultures from the main sources. Thus, developing VLA for EFL students should focus on the integration of acquiring language, promoting learning and learners, as well as making use of their social or local contexts. The use of local integration in this study which promoted students’ background knowledge could be considered as a major   agenda in designing VLA -Fun Fast English, as it can bring the social, emotional, and spiritual change towards the learning of English,” pungkasnya.

Nadra Huma dan Huma Rauf dari Society of Pakistan English Language Teacher (SPELT) Association tampil sebagai pembicara ketiga dan keempat yang membagikan lima tips untuk menunjang pembelajaran bahasa Inggris yang menarik secara online, yaitu 1) Update curriculum content, digitize courses. 2) Keep in mind the time constraint while planning lessons. 3) Provide clear guidelines & rubrics . 4) Use technology as a tool efficiently e.g chatbox, video links etc. 5) Provide a list of best online resources.

Sedangkan pembicara kelima Dr. Fatima Rehan Dar yang merupakan Director Centre For Teaching Excellence and Learning Innovation Iqra University Karachi menyatakan pentingnya penjaminan kualitas pembelajaran yang dilakukan secara online. Ia menjelaskan “Quality assurance is defined as systematic management and assessment procedures to ensure achievement of quality outputs or improved quality.” Ia pun menambahkan beberapa penjelasan terkait parameter penjaminan mutu tingkat internasional terkait pendidikan online, yaitu:  Institution’s technical infrastructure readiness, faculty readiness, student readiness, content, materials and resource readiness, assessment procedures, channels of communication between faculty, student, management.

Pembicara terakhir Prof. Dr. Nasreen Hussain yang merupakan Chair of the Education Department at the Institute of Bussiness Management University Karachi memaparkan beberapa hal yang harus dipenuhi untuk mencapai efektivitas pembelajaran online. “To approriately switch to online learning, three requirements need to be fulfilled: Access to the internet, the right tecnology, and skill to use the technology,” jelasnya.

Sementara itu, Dr. Istiqomah selaku koordinator program kegiatan ini memberikan tanggapannya. “Kegiatan seminar hari ini merupakan studi komparasi tiga negara (Indonesia, Thailand, dan Pakistan) yang membahas tentang pengajaran bahasa Inggris dalam konteks pandemi. Meskipun Thailand termasuk negara yang berhasil mengendalikan wabah covid 19, penjelasan para penyaji menggambarkan kesamaan dan perbedaan media pengajaran bahasa Inggris yang diterapkan dalam konteks pandemi. Kesamaannya adalah menyetujui penggunaan medsos atau e-learning dalam pengajaran. Perbedaan adalah pilihan terhadap medsos yang digunakan. Bahwa penggunaan medsos menemui hambatan yang perlu dicarikan solusi. Contohnya, ketiadaan atau ketidakstabilan jaringan internet di sebagian kawasan,” paparnya.

Penulis: Andry Fitrianto

Editor: Dian Kartika Sari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *