Siap Usulkan Prodi Baru, FTIK Koordinasi dengan LPM IAIN Pontianak

Pontianak (ftik.iainptk.ac.id) — Fakultas Tabiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak bersiap mengusulkan program studi baru. Prodi tersebut ialah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), PPG (Pendidikan Profesi Guru) PAI dan PBA, Bahasa Indonesia, serta Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Didampingi oleh Wakil Dekan Akademik dan Pengembangan Lembaga (APL), Dr.H. Yapandi, M. Pd, Panitia Pengembangan Prodi Baru berkoordinasi dengan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Pontianak, Selasa, 18 Pebruari 2020.

Di ruang pertemuan LPM IAIN Pontianak, Dr. Muhammad Edi Kurnanto, M.Pd selaku Ketua LPM bersama Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu, Dr. Ibrahim, MA dan Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu, Dr. Erwin, M. Ag menyambut baik kedatangan panitia pengembangan prodi baru. Edi mengungkapkan bahwa LPM mendukung pengembangan prodi baru di FTIK IAIN Pontianak.
“Pengembangan prodi ini adalah pergerakan baru di FTIK, kami mendukung rencana tersebut dan panitia silahkan untuk selalu berkoordinasi”, sambutnya.

Dalam koordinasi ini, Edi memberikan beberapa warning, di antaranya untuk menyesuaikan nomenklatur penamaan prodi yang akan diusulkan sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Penetapan Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik di Lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam.
Diwanti-wanti saja bahwa pengusulan Prodi harus melihat nomenklaturnya. Misalnya penamaan IPA atau Biologi-Fisika, jangan sampai kita mengusulkan Prodi IPA ternyata di aturan namanya Prodi Biologi-Fisika”.
Terkait jumlah dosen sebagai Sumber Daya Manusia (SDM), Edi menyampaikan bahwa jumlah dosen tetap untuk pengajuan adalah dosen yang keilmuannya sesuai dengan prodi yang dibuka. Mengingat hal itu pula, prodi yang diusulkan tidak disarankan mengambil Dosen Tetap Program Studi (DTPS) yang sudah ada.
“Jadi jangan mengganggu prodi yang sudah ada dosen sesuai dengan bidang keahlianya, sehingga bisa menurunkan akreditasi prodi tersebut”, ungkapnya.

Pengembangan prodi diawali dengan penerimaan dosen atau kecukupan dosen, jika pun dosen masih belum cukup, artinya IAIN Pontianak perlu melakukan perekrutan dosen tetap.
“Dosen Tetap minimal 60%, untuk memenuhi target tersebut hal yang dilakukan ialah perekrutan dosen tetap. Kabar baiknya aturan terbaru cukup 5 dosen tetap sesuai bidang”, jelas Edi.

Selain itu, Rencana Operasional (Renop) dan Rencana Strategi (Renstra) Fakultas, menurut alumni S-3 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini perlu diberikan perhatian khusus. Renstra dianggap penting agar saat visitasi tidak menjadi problem, apalagi saat akreditasi pada borang 4.0, salah satu kriterianya mewajibkan unit pengelola program studi memiliki Renop dan Renstra.
“LPM sudah ada draf Pedoman Kurikulum, nantinya akan mengundang pimpinan 9 IAIN Pontianak, dari Dekan hingga Direktur untuk membahas kurikulum yang tentunya akan berkaitan dengan Visi dan Misi, Renstra, Statuta, Ortaker, dan lain-lain. Nah, untuk Renop ini, seharusnya semua Fakultas yang ingin mengembangkan Prodi bisa berkoordinasi dengan LPM sehingga nanti muncul di Renop (Rencana Operasional) IAIN”, tambahnya.

Sebelum menutup koordinasi, Yapandi mengucapkan terima kasih kepada LPM yang telah memberikan masukan dan hal-hal yang terkait dengan pengusulan prodi baru serta DTPS. Kemudian diakhiri dengan saran dari Ketua LPM untuk melakukan analisis yang matang sebelum mengembangkan prodi baru di fakultas.

“Pengusulan Prodi Baru nanti kaitannya dengan studi kelayakan, dapat menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui kebutuhan masyarakat. Seberapa perlu prodi ini dibuka di Kalimantan, Indonesia dan berkaitan dengan kebutuhan pasar. Hasil dari analisis ini menjadi lampiran untuk usulan, sehingga menjadi bagian dari pertimbangan kelulusan. Jika ini sudah ada, saya yakin pengusulan tidak ditolak”, pungkasnya.

Penulis: Farninda Aditya
Editor: Tommy Hardiansyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *