Pontianak (ftik.iainptk.ac.id) – Senin (16/11) telah dilaksanakan Review Kurikulum KKNI Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) IAIN Pontianak. Menghadirkan Maulidya Ulfah, M.Pd.I sebagai Sekjen Asosiasi Kurikulum. Kegiatan berlangsung selama 3 jam penuh dari pukul 09:00-12:00 melalui aplikasi zoom meeting. Adapun peserta yang hadir dari pengurus IGRA Pontianak, IGTK Pontianak, guru-guru RA, LP2M IAIN Pontianak serta dosen hingga Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.
Acara dipandu oleh Ibu Nanik Sohibah M.Pd. dan di buka oleh Dekan FTIK IAIN Pontianak, Dr. Ali Hasmy, M.Si. sebelum Narasumber utama menyampaikan hasil dari review kurikulum PIAUD. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua Prodi PIAUD IAIN Pontianak, Helva Zurayah, M. Ag. “Adanya review kurikulum ini untuk mengikuti perkembangan dan tantangan dunia pendidikan. Diharapkan kurikulum ini dapat menjadi konsep yang selaras dengan Kompetensi berbasis Kurikulum dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),” terang Helva.
Di sisi lain kurikulum program studi di perguruan tinggi harus dapat menjawab berbagai tantangan baik regional maupun internasional. Supaya para lulusan mampu bersaing dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan keilmuannya.
“Saya harap dengan adanya review kurikulum program studi PIAUD ini guru-guru RA/TK, stake holder, dosen dan yang lainnya bisa saling memberi masukan. Untuk pemutakhiran dan penguatan kurikulum program studi PIAUD,” paparnya.
Sementara itu, Dekan FTIK, Dr. Ali Hasmy. M.Si, menyampaikan dalam sambutannya bahwa secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu kurir ialah menghantarkan artinya dalam konteks logika rasional ilmiah paling tidak kita memulai membicarakannya dari 5W 1H.
“Mengapa sesuatu (kurikulum) itu dihantarkan, berarti terdapat beberapa hal yang melatarbelakanginya, ada tujuan, output, outcome dan lain sebagainya, sehingga hal ini menjadi penting untuk menjadi pertimbangan,” jelasnya.
“Program studi ini ialah Pendidikan Islam yang berada di bawah Institusi Islam, sebaiknya lebih mengarah pada etika Islam baru pada keilmuan dan profesi kemudian baru mengarah pada budaya borneo supaya terdapat kesinambungan dengan visi misi program studi. Sehingga bagian terpenting dalam review kurikulum ini sebenarnya apa yang ingin di capai, apakah capaian pembelajaran lulusan PIAUD sudah memenuhi seluruh kriteria yang diinginkan dari tujuan pendidikan nasional. Jangan sampai kita penyusun dari terkecil unit kurikulum tidak mencakup dan terkoneksikan dengan pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Sehingga apa yang ingin dicapai tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan di bagian tertinggi.” pungkas Ali.
Beliau juga menyampaikan terkait konsep merdeka belajar supaya kurikulum yang akan di mutakhirkan ini dapat di integrasikan dengan konsep tersebut. Beliau juga berharap semoga apa yang dihasilkan dari review kurikulum hari ini dapat memberikan hal-hal yang positif tidak hanya sekedar dalam konteks penyusunan, review, atau pembinaan kurikulum tetapi juga untuk kepentingan pembinaan mahasiswa atau calon lulusan program studi sebagai lulusan muda Indonesia di masa yang akan datang.
Selanjutnya pada proses review kurikulum yang dimoderatori oleh Dr. Moh. Yusuf Hidayat. M.Pd, kesempatan pertama disampaikan oleh Ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Dr. Muhammad Edi Kurnanto, M. Pd. Ia menyampaikan bahwa review kurikulum ini adalah bagian dari program besar IAIN Pontianak.
“Review kurikulum ini merupakan kegiatan pra-workshop yang akan dilaksanakan pada 17 November. Sehingga diharapkan masukan-masukan dalam revisi kurikulum ini sehingga dapat menyiapkan generasi yang bisa beradaptasi dengan perkembangan pendidikan saat ini”
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dari Reviewer, Maulidya Ulfah, M. Pd. Ia mengawali review kurikulum Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak ini dengan beberpa pertanyaan, ‘berapa banyak buku yang sudah dibaca?, kenapa kurikulum perlu direkonstruksi?, kenapa kurikulum perlu didesain?, kenapa kurikulum perlu di review?’.
“Kurikulum harus bersifat dinamis karena tantangan abad 21 ialah anak PIAUD sudah menjadi digital native, beraneka ragam yang dikuasai anak misalnya outbond dan lain sebagainya jadi apakah lulusan mahasiswa PIAUD dapat menghadapi tantangan-tantangan saat ini. Selain itu pemerintah juga telah membuat kebijakan konsep kampus merdeka belajar, oleh sebab itu perlu adanya rekonstruksi dan review kurikulum untuk menjawab tantangan zaman”, paparnya.
Dalam review tersebut, Maulidia menyampaikan dua hal yang perlu dikonstruksi yaitu; 1) pengambilan mata kulian di luar prodi internal PT (maksimal 20 sks), dan 2) pengambilan mata kuliah di luar prodi di luar PT Asal (maksimal 40 sks), baik melalui sistem belajar tatap muka atau melalui sistem pendidikan jarak jauh (online). Hal ini perlu di terapkan dan di susun dalam kurikulum sebagai proses penerapan proses merdeka belajar.
“Indikator Kinerja Utama (IKU) PT berdasarkan Kepmendikbud No 754 tahun 2020, yaitu 1) persentasi lulusan yang berhasil: mendapat pekerjaan, melajutkan studi, atau menjadi wiraswasta. 2) persentase lulusan yang menghabiskan paling sedikit 20 sks di luar kampus, atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional. 3) persentase dosen yang berkegiatan di kampus lain, bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional”, jelasnya.
Selanjutnya pada proses review kurikulum yang telah dibuat oleh program studi PIAUD FTIK IAIN Pontianak sebagian besar sudah mengacu pada KKNI hanya perlu melengkapi beberapa data dan konsep kurikulum yang lebih mengarah pada merdeka belajar. Anak usia dini saat ini sangat mudah menyerap perkembangan zaman dan teknologi jadi lulusan PIAUD harus lebih bisa menghadapinya sehingga kualitas pendidikan di Indonesia semakin maju.
Terdapat beberapa catatan dan poin-poin penting dari reviewer terkait redesain, rekonstruksi dan review kurikulum. Kemudian hal ini menjadi referensi dan bahan pertimbangan mendalam dalam menyusun kembali kurikulum Program Studi.
Setelah review dari Narasumber usai, partisipan yang hadir pada proses review kurikulum juga diminta masukan khususnya pada sekolah-sekolah yang sudah menerima mahasiswa PIAUD FTIK IAIN Pontianak guna menunjang kembali dan membangun kompetensi mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di dunia pendidikan saat ini dan di masa mendatang.
Tahapan demi tahapan dalam proses review kurikulum KKNI PIAUD IAIN Pontianak telah diselenggarakan dengan lancar secara daring, dikarenakan masih dalam masa pandemi. Tetapi hal ini tidak menjadi alasan untuk proses rekonstruksi kurikulum demi kemajuan perguruan tinggi dan dapat menghasilkan lulusan terbaik. Kegiatan ini berakhir pada pukul 11:51. Kegiatan ini menjadi sarana dalam mengkaji, menyaji dan menyiapkan lulusan yang mampu berkontribusi dan berkompetisi baik secara regional maupun internasional setelah memperoleh gelar Sarjana Pendidikan program studi PIAUD IAIN Pontianak.
Penulis: Bayu Fitra Prisuna
Editor: Dian Kartika Sari