Jakarta (ftik.iainptk.ac.id) – Jumat, 17 Desember 2021 dua orang anggota tim Gugus Kendali Mutu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (GKM FTIK) yaitu Putri Handayani Lubis, M.Si. (GKM Prodi PAI) dan Oki Anggara, M.Si. (GKM Prodi TBI) melakukan audiensi dalam rangka persiapan persiapan akreditasi prodi di lingkungan FTIK. Kunjungan tim GKM ini disambut hangat secara langsung oleh Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) yaitu Athor Subroto, Ph.D. dan Kepala Bagian Administrasi Sekolah yaitu Drs. Abidin Eko Priyono, M.TI.
Athor menyampaikan bahwa merupakan hal yang luar biasa mendapatkan kunjungan langsung dari IAIN Pontianak, Kalimantan Barat sehingga bisa berdiskusi lebih banyak mengenai tata kelola fakultas/sekolah serta manajemen mutu yang dijalankan. Pada awal sesi, Athor terlebih dahulu menceritakan sejarah bagaimana terjadinya perubahan nomenklatur Program Pascasarjana menjadi Sekolah Kajian Stratejik dan Global, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan bagaimana tata kelola sekolah/fakultas dengan tetap mempertahankan mutu atau kualitas sehingga mendapatkan penilaian akreditasi yang terbaik dari BAN-PT.
Sama seperti IAIN Pontianak dan FTIK khususnya, UI dan SKSG memiliki unit atau badan internal kampus yang bertugas untuk mengawasi kualitas/mutu kegiatan perkuliahan yang berbasis pada sembilan standar/kriteria akreditasi. Pada tingkat universitas, UI memiliki Badan Penjamin Mutu. Sedangkan pada tingkat Fakultas/Sekolah, SKSG UI memiliki Unit Penjamin Mutu. Nomenklator ini tidak berbeda jauh dengan IAIN Pontianak. Pada tingkat institut, IAIN memiliki Lembaga Penjamin Mutu. Lalu pada tingkat Fakultas, FTIK memiliki Unit Penjamin Mutu dan Gugus Kendali Mutu. Dalam menjaga kualitas/mutu yang ada, SKSG UI melakukan penghimpunan data yang dilakukan secara berkala. Bukan hanya tahunan atau bulanan, tapi pembaharuan data ini dilakukan secara mingguan dengan menggunakan Microsift Office 365 yang bisa diakses secara remote oleh tenaga administrasi. Kelengkapan data dan pembaharuan secara berkala ini tentunya menjadi poin penting dalam akreditasi sebagai eviden atau bukti yang valid.
Saat ini, semua program studi yang ada di SKSG UI terakreditasi A dan fokus untuk internasionalisasi dengan cara menyiapkan program studi internasional sebagai prioritas utama serta menyelenggarakan konferensi dan kompetisi tingkat internasional. “Setelah akreditasi dari BAN-PT, fokus kami saat ini adalah mencari wadah asosiasi di tingkat internasional untuk persiapan akreditasi internasional pula. Saya selalu mendorong dosen sebagai SDM utama kampus untuk mengikuti asosiasi profesi di tingkat internasional dan mendukung berbagai hal yang diperlukan, seperti bantuan iuran keanggotaan, hibah penelitian dan konferenasi, dan lain sebagainya.” ungkap Athor Subroto, Ph.D. selaku Direktur SKSG.
Abidin, menyampaikan bahwa pengawasan mutu ini perlu dilakukan secara inheren mulai dari input, proses perkuliahan dan output. Input bisa dimulai dari menyeleksi prospective student yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan meskipun kuota/kursi mahasiswa masih tersedia. Hubungan antara siswa, dosen dan institusi bersifat resiprokal. Jika kampus tidak bisa bisa tegas dalam menjaga mutu yang dimulai dari input maka dimungkinkan akan terjadi permasalahan-permasalahan pada proses perkuliahan hingga ke output.
Dalam persiapan akreditasi, SKSG UI biasanya akan menyelenggarakan audit secara internal dengan jangka waktu satu tahun sebelum akreditasi dilakukan. Persiapan teknis yang dilakukan oleh SKSG UI dengan FTIK IAIN Pontianak tidak berbeda secara signifikan, yaitu melakukan penyimpanan data berbasis web dan hyperlink yang ada pada setiap dokumen. Hal ini memang dimaksudkan untuk memudahkan asesor ketika memvalidasi dokumen program studi. Strategi lain yang biasanya dilakukan oleh SKSG UI untuk memenuhi penilaian tracer study adalah mengundang para mitra atau pengguna lulusan secara langsung. Undangan tersebut diberikan pada saat mahasiswa akan mengikuti wisuda sebagai sarana membangun jejaring dan sosialisasi dunia kerja.
Meskipun SKSG UI menyelenggarakan program studi khusus untuk jenjang magister dan doktor, sedangkan FTIK IAIN Pontianak lebih banyak menyelenggarakan program studi untuk jenjang sarjana. Hal ini tidak mengurangi esensi utama dari audiensi yaitu mendengarkan segala hal yang baik dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk persiapan akreditasi yang akan terselenggara dalam waktu dekat. Selain itu, IAIN Pontianak juga
memiliki dua program studi magister/pascasarjana yaitu Pendidikan Agama Islam dan Ekonomi Syariah yang aktivtas perkuliahannya berdekatan dengan FTIK.
Penulis:
Oki Anggara dan Putri Handayani Lubis