Dekan FTIK Diundang Presentasi Pendampingan RAB Dana Abadi Kebudayaan 2025

Pontianak, 8 Oktober 2025 — Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK),. Hermansyah, mendapat kehormatan untuk diundang oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dalam kegiatan Presentasi Pendampingan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagai calon penerima manfaat Dana Abadi Kebudayaan Tahun 2025.

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, 9 Oktober 2025, ini merupakan bagian dari tahapan seleksi nasional bagi para pengusul program kebudayaan yang dinilai memiliki kontribusi strategis terhadap pelestarian, dokumentasi, dan regenerasi pengetahuan budaya bangsa.

Dalam proposal yang sudah lolos aspek substansialnya, Hermansyah mengangkat judul proposal berjudul “Penjaga Akar, Penutur Masa Depan: Dokumentasi dan Regenerasi Pengetahuan Hibrid Dayak-Melayu Temuyuk, Kalimantan Barat”, yang masuk dalam kategori Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro.
Proposal ini berfokus pada pelestarian pengetahuan hibrid Dayak-Melayu melalui seorang seorang punggawa adat dari Dusun Temuyuk, daerah terpencil di pedalaman Kalimantan Barat, sekitar 600 kilometer dari Kota Pontianak.

Sang maestro yang diangkat  dikenal sebagai “living repository”, atau gudang hidup pengetahuan tradisional yang menjaga warisan budaya dan spiritual masyarakat Dayak-Melayu. Ia merupakan figur sentral yang menyimpan sekaligus mengajarkan praktik-praktik budaya, ritual, dan sistem pengetahuan yang membentuk identitas komunitas Temuyuk.

Keterpencilan geografis wilayah Temuyuk, meskipun menjadi tantangan, justru menjadi benteng yang menjaga keaslian dan keberlanjutan praktik budaya lokal dari pengaruh eksternal yang berpotensi mendistorsi. Melalui pendokumentasian pengetahuan sang maestro tersebut proyek ini diharapkan mampu menghidupkan kembali peran generasi muda dalam menjaga kesinambungan pengetahuan budaya di tengah arus modernisasi.

Keterlibatan Dekan FTIK dalam inisiatif ini menjadi bukti nyata komitmen fakultas dalam menjembatani teknologi informasi dengan pelestarian kebudayaan. Dengan pendekatan digital, dokumentasi dan regenerasi pengetahuan lokal diharapkan dapat diakses lebih luas serta menjadi warisan pengetahuan yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *